Rabu, 03 Juli 2013

Golongan Merugi

  



وَٱلۡعَصۡرِ ١ إِنَّ ٱلۡإِنسَٰنَ لَفِي خُسۡرٍ ٢


إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلصَّبۡرِ ٣
1. demi masa.
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan
nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. 


Kecenderungan manusia untuk melupakan hakikat kehidupan semakin menggejala di zaman teknologi ini. Globalisasi telah menghancurkan tembok-tembok keimanan kecuali mereka yang ditakdirkan selamat. (Maryam Jameelah).
Al Quran banyak memberikan kepada kita orang-orang yang khasirin, yakni orang-orang yang hidupnya merugi di dunia dan di akhirat. Merugi karena tidak mau beriman kepada ayat-ayat Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Mereka membaca Alquran tetapi mereka tidak tahu apa yang dibaca.
Misalnya dalam surah Al Ashr, Allah menyebut semua manusia dalam keadaan merugi, kecuali empat golongan. Mereka adalah yang beriman, orang-orang yang mengerjakan amal shaleh, yang sering memberi tausiah kepada sesamanya agar menaati kebenaran, dan orang yang nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran.
Di luar itu, ini berarti orang yang tidak beriman, kafir, munafik, fasik, syirik, semuanya merugi. Begitu juga orang yang mengerjakan amal sayyiah (buruk) semacam kezaliman, kekikiran, kejahilan, dan keingkaran kepada kebenaran juga merugi. Hal sama juga berlaku bagi orang yang membiarkan orang lain terpuruk dalam kesesatan dan orang-orang yang menyuruh orang lain gegabah (tidak sabar) dan tergesa-gesa dalam mengambil sikap. Menyikapi ayat Alashr di atas, Imam Syafi’i berkata, ”Seandainya manusia memahami ayat ini cukuplah agama ini baginya.”
Apa maksudnya? Surat ini merupakan intisari bahwa hidup adalah kumpulan waktu. Yang tak mampu menggunakan kumpulan waktu dialah yang dijamin bakal merugi, orang yang sudah mati. Selajutnya dalam surah Annahl ayat 107-109 Allah juga menyebut beberapa golongan yang merugi karena kelalaiannya. Mereka adalah orang yang mencintai dunia lebih dari akhirat. Akhirat disepelekan, dunia dinomor-satukan. Bagi mereka, Allah membutakan mata hatinya, penglihatan dan pendengarannya telah dikunci mati oleh Allah SWT.
Masih banyak ayat-ayat lain yang bertebaran di berbagai surah tentang golongan yang merugi ini. Dan bagi mereka, di akhirat nanti akan mendapat azab yang pedih. Masihkah kita bersibuk dengan urusan dunia kita dan melupakan akhirat? Masihkah kita menomor-satukan diri dan menafikan orang lain? Apakah kita termasuk golongan ini? Tentu dengan melihat kriteria yang ditetapkan Allah, kita bisa menilai diri kita sendiri. Selagi ada kemauan, belum terlambat untuk berubah.
***
Oleh: Bukhari Ib

republika.co.id

Rabu, 26 Juni 2013

Al Quran, Pola Pikir dan Gaya Hidup

Alquran dan hadis dapat mempengaruhi pola pikir manusia. Pola pikir seseorang yang meyakini dan selalu mempelajari Alquran dan hadis berbeda dengan pola pikir seseorang yang tidak meyakini dan mempelajarinya.
Seseorang yang selalu mempelajari Alquran menyadari bahwa hidup di dunia ini sementara, sedangkan hidup yang abadi ada di akhirat. Oleh karena itu ia akan menggunakan waktu dan hartanya sebaik mungkin. Dia ikhlas dalam berzakat, berinfaq dan sedekah; tidak menumpuk harta, atau bangga & memamerkannya, tapi produktif dengan hartanya.
Efisien dalam menggunakan waktu, mencari rejeki untuk menolong Allah, banyak bergerak dijalan Allah,mengisi setiap hembusan nafasnya dengan bezikir dan istigfar, tidak mengisi waktu dengan hal yang sia-sia, bahkan ada yang tidak cukup istirahat karena kelak ada waktu khusus untuk istirahat selamanya bila telah dipanggil yang Maha Kuasa.
Sedang-sedang saja dalam segala hal. Tidak mengukur kesuksesan dengan materi, tidak mencari pangkat dan kedudukan, tidak mencari popularitas, pujian dan ketenaran, tapi berbuat baik sesegera mungkin agar dapat mengumpulkan amal shaleh dengan kualitas dan kuantitas terbaik di mata Allah.
“Jika telah selesai dalam suatu pekerjaan, maka lakukanlah pekerjaan yang lain” (94:7)
Sabar dalam menghadapi ujian dan bersyukur dengan nikmat yang diperoleh. Selalu mencari ilmu yang disukai Allah, menyayangi orang lain karena Allah dan membenci orang yang menentang Allah dan RasulNya.
Bila manusia selalu berinteraksi dengan Alquran maka dunia seperti tanpa batas. Aturan yang dipakai, pola pikir dan gaya hidup manusia akan sama, walaupun sifat manusia berbeda-beda.
Sebenarnya manusia tidak dapat berbuat apapun tanpa Allah, sejak dilahirkan hingga wafat. Namun Allah telah meninggikan manusia dengan akalnya dibandingkan dengan mahluk yang lain.
Bila tidak digunakan sesuai perintah Allah, maka akal manusia juga yang akan menjauhkannya dari Allah swt.
Semoga dengan tulisan ini Allah semakin memberi kesempatan kita untuk selalu berinteraksi dengan Alquran dan hadis.
Wallahu ‘alam bis shawab.
***

Oleh Vivin Alvina

Daya Tarik Al-Quran

Dewasa ini, media-media massa dunia berusaha melakukan propaganda dalam skala luas untuk mendeskreditkan Islam dan menggambarkan Al-Quran sebagai kitab yang sudah ketinggalan zaman. Dengan menggunakan sarana propaganda yang paling canggih, kekuatan-kekuatan imperialis dunia melancarkan berbagai intimidasi terhadap ajaran Islam dengan tujuan mereduksi infiltrasi Islam di dunia Barat. Namun semua usaha mereka itu tidak akan pernah bisa berhasil karena Al-Quran adalah Kitab Ilahi yang paling sempurna sehingga tidak akan ada yang mampu menandingi keunggulan Al Quran.
Gary Miller, adalah seorang ilmuwan matematika asal Kanada. Selain menjadi anggota dewan ahli di universitas, Miller juga aktif sebagai misionaris Kristen. Miller adalah ilmuwan sangat meminati bidang logika dan hal-hal yang logis. Pada awalnya, dia berpikir bahwa Al-Qur’an yang turun 14 abad yang lalu itu hanya membahas berbagai masalah di masa lalu. Seiring dengan menguatnya arus Islam di Barat, Miller terdorong mempelajari Al-Quran lebih mendalam dengan tujuan mencari celah-celah kesalahan Al-Quran dan berusaha membuktikan ketidakotentikan Al-Quran.
Miller mengatakan, “Mulai hari itu, saya membaca Al-Quran untuk mencari celah-celah kesalahan kitab ini. Melalui usaha ini, saya berharap dapat mengangkat derajat pemeluk agama Kristen di hadapan ummat Islam.” Dikatakannya pula, “Karena Al-Quran diturunkan 14 Abad yang lalu di padang pasir, saya berpikir bahwa kitab ini sangat terbelakang serta dipenuhi dengan kekurangan. Namun semakin saya membaca Al-Quran, saya malah semakin menemukan kebenaran yang membuat saya terkesima. Aku menyadari bahwa Al-Quran ternyata membahas berbagai masalah yang sama sekali tak ditemukan di kitab samawi lainnya. Kitab ini membuat saya semakin penasaran untuk mempelajari lebih mendalam lagi.
Ketika membaca sura An-Nisa’, ayat 82, saya sangat terkejut. Ayat tersebut menyebutkan; Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran? Kalau kiranya Al-Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.”
Tentunya, hal yang dialami oleh cendekiawan asal Kanada ini bukanlah yang pertama kali terjadi bagi seorang non muslim. Al-Quran adalah samudera yang tak ada batasnya dan mengandung mutiara ilmu yang tak habis-habisnya digali. Sejak 14 abad lalu, para pemikir dan cendikiawan dalam berbagai bidang mengarungi lautan ilmu yang tertuang dalam kitab ini. Namun sedemikian luas dan dalamnya samudera Al Quran, membuat mereka belum mampu menemukan tepi atau akhir dari lautan ilmu ini. Oleh karena itu, mereka hanya bisa pasrah sambil memuji keagungan dan kebesaran Allah Swt. Al-Quran dalam surat Furqon ayat 1 menyebutkan, “Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqaan (Al-Quran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam.”
Sebagai seorang ilmuwan, Dr. Gary Miller memahami bahwa mengenali dan membandingkan berbagai pendapat adalah salah satu metode ilmiah dalam rangka membuktikan kebenaran. Dia juga mengatakan, “Al-Quran dengan ayat-ayat yang sangat lugas mengajak manusia untuk berpikir. Di dunia ini, tak ada seorang penulis pun yang menulis sebuah buku, kemudian dengan penuh keyakinan meminta semua pihak untuk membuktikan kesalahan-kesalahan nya.”
Miller juga menyatakan, “Di saat mempelajari Al-Quran, saya menanti ayat yang menyinggung peristiwa-peristiwa yang dialami oleh Rasulullah Saww, seperti wafatnya Sayidah Khadijah atau kehidupan anak-anaknya. Namun, saya malah dikejutkan oleh surat yang bernama Maryam. Sedangkan dalam kitab Injil dan Taurat, tak ada satupun surat khusus dengan nama Maryam. Selain itu, Al-Quran menyebut nama Isa Al-Masih sebanyak 25 kali, sedangkan kitab ini hanya menyebut nama Rasulullah Muhammmad Saww sebanyak lima kali. Bahkan, tak ada surat yang menyebutkan nama putri atau istri Rasulullah Saww.”
Namun, cendekiawan Barat ini masih belum mantap dengan apa yang didapatkannya. Ia pun kembali melanjutkan mencari kesalahan-kesalahan Al-Quran. Kali ini, ia dikejutkan oleh ayat lainnya, yaitu Surat Al Anbiya ayat 30, yang berbunyi, “Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasannya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup.” Miller berkata, “Ayat ini menyinggung masalah ilmiah yang penemunya mendapatkan penghargaan Nobel pada tahun 1973. Ayat ini menjelaskan teori big bang yang menghasilkan penciptaan dunia, langit, dan bintang-bintang.”
Miller melanjutkan, “Bagian akhir ayat tersebut menyebutkan bahwa air adalah sumber kehidupan. Ini merupakan salah satu keajaiban penciptaan alam yang baru dipahami oleh sains modern. Ilmuwan modern membuktikan bahwa sel hidup terbentuk dari sitoplasma atau zat separuh cairan lekat, sedangkan bagian inti sitoplasma bersumber dari air. Dengan mempelajari ayat ini, saya sama sekali tidak lagi mempercayai klaim-klaim bohong yang menyebut Al-Quran sebagai buatan Muhammmad Saww semata. Bagaimana mungkin Rasulullah Saww yang tak bisa menulis dan membaca sebelum diturunkannya A-Quran, 1400 tahun yang lalu, tiba-tiba dapat berbicara soal materi dan gas yang membentuk dunia?”
Akhirnya, riset panjang ini menyebabkan Dr. Gary Miller tunduk menerima Islam sebagai agama yang benar. Dia kini aktif menulis berbagai makalah terkait mukjizat-mukjizat sains yang tercantum dalam Al-Quran. Di antara karya-karya Miller berjudul “Al-Qur’an Yang Menakjubkan”, “Perbedaan Al-Quran dan Kitab Injil”, dan “Pandangan Islam tentang Metode-Metode Pemberian Kabar Gembira”.
Di samping berbicara mengenai mukjizat dan keagungan Al-Quran, Dr. Gary Miller juga membahas masalah lainnya. Dia mengatakan, “Di antara mukjizat Al Quran adalah menyampaikan ancaman-ancaman untuk manusia di masa mendatang yang tak bisa diprediksikan oleh manusia. Hal ini tak bisa diprediksi oleh manusia karena manusia seringkali menjadikan eksperimen sebagai tolak ukur kebenaran. Al-Qur’an juga mengidentifikasi sahabat dan musuh ummat Islam. Selain itu, kitab ini juga memperingatkan persahabatan dengan orang-orang musyrik dan mengingatkan bahwa ummat kristiani adalah sahabat yang paling dekat dengan ummat Islam. Lebih dari itu, Al Quran mengemukakan data yang konkrit dan ini adalah di antara metode Al-Quran yang luar biasa.”
Menurut Miller, “Al-Quran juga menarik perhatian para pembacanya pada hal-hal yang spesifik, bahkan kitab ini juga menyampaikan informasi-informasi baru. Informasi semacam ini tak pernah disinggung dalam kitab samawi lainnya. Sebagai contoh, surat Al-Imran ayat 44 menyampaikan peristiwa undian untuk mengasuh Sayidah Maryam as. Ayat tersebut menyebutkan, “Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita ghaib yang Kami wahyukan kepada kamu (ya Muhammad); padahal kamu tidak hadir beserta mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. Dan kamu tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bersengketa.”
Dikatakannya pula, “Dalam Kitab Injil, jika kita ingin lebih mengetahui sebuah cerita atau mengkaji permasalahan, seringkali kita tidak mendapatkan jawabannya di kitab itu dan bahkan kita harus merujuk sumber-sumber referensi lainnya. Sementara Al-Quran menyatakan, jika seseorang ragu akan kebenaran yang disampaikannya, maka Al Quran sendiri yang akan menjawabnya. Namun, setelah saya mempelajari kitab ini secara detail, saya menyimpulkan bahwa tak seorangpun dapat menanggapi tantangan Al-Quran ini, karena pada prinsipnya, informasi-informasi dalam kitab ini bersumber dari Allah Swt dan berada di luar kemampuan manusia. Kitab ini mengungkap peristiwa masa lalu, saat ini, dan masa mendatang.”
Dr. Gary Miller kemudian mengingatkan kaum muslimin, “Wahai ummat Islam, kalian tak mengetahui betapa Allah SWT telah melimpahkan kemuliaan kepada kalian, yang tak dimiliki oleh agama-agama lain. Untuk itu, bersyukurlah karena kalian telah menjadi muslim. Berpikirlah secara mendalam untuk mengungkap kebenaran-kebenaran yang indah dalam Al-Quran. Saya mempelajari Al-Quran secara mendalam, dan kitab inilah yang menyebabkan aku mendapatkan hidayah Ilahi.” (info lebih banyak tentang Gary Miller dapat dicari di yahoo/google.com)
***

Dari : Vivin Alvina